As a bicycle enthusiast, I actually feel a bit sappy over "bike to work" movements in Jakarta. I'm not saying that they are no good at all, but sometimes they are overwhelming with their worth-more-than-ten-million equipments. You forgot to enjoy how fun biking itself. Forgive me for being so cynical with them. I certainly not riding my bike from home to office back and forth in daily basis. Oh come on, we still got another transport mode like train (they are supercomfy now). But I agree that cycling reveals how do you achieve your goals in life. The harder they come, as Jimmy Cliff said. To get your ass up to sit perfectly on fake leather seat for hours to deliver mails, see your friends, or just flaunt with the latest fashion, is not an easy task either.
Bicycle Portraits, a project by Stan Engelbrecht and Nic Grobler in South Africa, aiming to investigate South African bicycle culture and the lack of cyclist commuters out there on our roads. For more stories, please visit their site at Bicycle Portraits and kindly support their pledge. Staying Alive!
Sebagai penggemar sepeda, saya agak sedikit "sedih" melihat komunitas "Bike to Work" yang ada sekarang. Bukan saya menganggap apa yang mereka lakukan tidak baik, tapi terkadang mereka itu seperti "keberatan alat". Sepeda yang harganya sampai berjuta-juta sampai mengejar onderdil sepeda yang harganya bersaing dengan harga sepedanya sendiri. Sepertinya jadi lupa akan kenikmatan bersepeda dengan sepeda seadanya. Membuat proteksi akan diri mereka biar tidak terkena polusi lah, biar tidak cepat lelah dan lain-lain. Ya ampun, kalau begitu sih lebih baik naik angkutan lain saja, seperti kereta api (sekarang sudah super nyaman lho) atau bus. Namun saya percaya, bersepeda itu sedikit banyak menggambarkan bagaimana kita mencapai keinginan lho. Bayangkan usaha kita untuk bersusah payah naik di atas sadel sepeda hanya untuk antar surat ke kantor pos, main ke rumah teman atau gaya-gayaan di car free day.
Adalah Bicycle Portraits, sebuah proyek dari Stan Engelbrecht dan Nic Grobler di Afrika Selatan, yang mengangkat tentang kebudayaan bersepeda dan berusaha mencari tahu mengapa orang-orang di Afrika Selatan enggan menggunakan sepeda sebagai alternatif alat transportasi. Padahal secara infrastruktur transportasi umum di Afrika Selatan kondisinya tidak jauh atau mungkin lebih parah daripada Indonesia. Nah, kalau mau tahu lebih banyak tentang Bicycle Portrait, bisa langsung mengunjungi situsnya. Semangat ya!
