29/04/2015

Teman Seperjalanan #2

Teman Seperjalanan 2
(Teman Seperjalanan #2, graphite on paper, 2015)

Beberapa waktu terakhir, aku suka sekali menggunakan graphite sebagai alat menggambar. Aku terinspirasi oleh Nicomi Nix Turner, mbak-mbak anyep yang luar biasa tangannya. Tanpa penghapus. tanpa referensi foto. Kemudian aku jadi terobsesi untuk beli berbagai macam kertas gambar, karena selama ini yang kupunya hanya kertas untuk cat air, yang lebih bertekstur dan gramasinya lebih berat.

Gambar ini dimulai saat perjalanan ke Bandung minggu lalu bersama seorang teman. Mengunjungi Omuniuum, duduk menggambar di gerbong restorasi (gegara temanku ingin merokok, tapi impian kandas karena kereta Argo Parahyangan bebas asap rokok), main kendama di tengah jalan yang seharusnya ramai di hari non-KAA (lihat videonya di instagram) dan menginap sendirian di hotel yang nyaman.

Selebrasi Konferensi Asia-Afrika (KAA) ke-60 menurutku l-e-b-a-y, tanpa hasil yang sungguh signifikan. Apalagi di Bandung, mengosongkan jalan tanpa ada angkot atau taksi atau memasang umbul-umbul Mandela bertuliskan "Tidak ada hal yang mustahil" atau semacamnya, ya intinya 'gumasep' (bersolek) kalau kata mbak Tarlen. Kehadiran para delegasi juga tidak lebih dari setengah hari di sana. Memaksa anak sekolah untuk mengambil gambar para delegasi di jalan sebagai tugas dan melambaikan tangan? Dikira orde baru kaliiii.

Penyelenggaraan komemorasi ini buatku tidak lebih dari sekedar mempercantik kota a la Bandung Bondowoso, baik Jakarta dan Bandung dan menutupi kekurangannya. Persis seperti kosmetik.

Setelah 4 atau 5 tahun tidak mengunjungi Bandung, rasanya kali ini seperti ketemuan singkat dengan teman lama. Ketika kamu menghafal jalan, bukan dari peta, tetapi dari apa yang kamu lakukan di sana bersama temanmu di tahun yang lalu.


Current readings: 
Terry Pratchett - Color of Magic 
China Mieville - Embassytown

14/04/2015

Teman Seperjalanan

Teman Seperjalanan (graphite on watercolor paper, 2015)

(click on the picture to view bigger image on Flickr)


Senang sekali akhirnya gambar ini bisa selesai, seingatku sketsa dan gambar awal dibuat segera setelah gambar Study on Tezuka. Awalnya dibuat untuk memperingati anniversary misi Sputnik pada bulan November, kemudian gambar ini ditelantarkan begitu saja. Aku malah asyik bikin-bikin komik tentang sunscreen (yang juga masih separuh jadi) dan bermimpi masih bisa ikut Kendama World Cup 2015.

Senin kemarin, Ika Vantiani, kembali mengirimkan email pengingat untuk project Puisi Namamu. Kumpulan 100 puisi tentang nama ini rencananya akan dilengkapi dengan ilustrasi dari 100 ilustrator di Indonesia. Proyek ini mati suri dari beberapa tahun lalu, hingga beberapa bulan terakhir akhirnya kembali dilirik. Silakan lihat karya-karya ilustrator lainnya yang sudah dikirimkan di akun instagram Ika Vantiani dengan tagar #namamu.

Sputnik, dalam bahasa Rusia artinya "traveling companion" atau teman seperjalanan. 
Anjing jalanan yang diikutsertakan dalam misi kedua Sputnik bernama Laika, yang artinya "to bark" atau menggonggong. Namun jangan tertukar dengan Laika, salah satu jenis anjing gunung Rusia ya (sejenis Akita, Inu Shiba atau Alaskan Malamute). Kurang tahu persisnya ras apa, tapi kalau menurut saya, anjing ini lebih mirip Jack Russell.

Misi Sputnik ini memang dirancang oleh pemerintah Rusia dalam rangka "memanaskan" perang dingin USSR-USA pasca Perang Dunia II. Jadi aku anggap Sputnik dan Laika ini adalah sesuatu yang "didoakan" oleh pemerintah Rusia supaya mereka jaya dan nggak bikin malu Rusia di mata dunia. Naasnya, si anjing jalanan ini hilang dalam misinya. Katanya ada yang bilang meledak pesawatnya di orbit, ada juga yang bilang hilang di luar angkasa. Namun hal ini nggak bikin Rusia jadi patah arang, malah jadi semangat mengirimkan misi-misi selanjutnya.

***

Bulan lalu juga akhirnya selesai baca Doctor Sleep-nya Stephen King, plis jangan diketawain, itu karya King pertamaku. Terus ternaksir-naksir sama Danny Torrance. Awalnya agak ragu nerusin baca buku ini, karena bab awal saya baca di kamar hotel di Aceh, sendirian. Takut dong ya sama Mrs. Masey. Saya selalu waswas masuk kamar mandi, periksa dudukan kloset, ada bekas slime-nya nggak.
Untungnya setengah buku terakhir dapat hiburan. Abra Stone jadi cewek jagoan. Saya cuma berharap kalau umur 21 tahun, Abra segera sadar dan macarin Dan Torrance. Juga semoga Abra sempet kenalan sama Sun Go Kong, biar sama-sama pinter membelah diri.

("Teman Seperjalanan", graphite on watercolor paper, 2015)

current reading: Lord of The Flies, William Golding